Menemukan Kembali Kebahagiaan dalam K-Drama Hello, It's Me!: Kisah Inspiratif tentang Cinta Diri

Awal Januari 2023, bisa dibilang hari yang cukup bersejarah bagi saya. Qodarullah, hari itu merupakan hari pertambahan usia saya yang sudah mencapai seperempat abad. Sewaktu saya masih kecil, momen pertambahan usia merupakan momen yang membahagiakan dan selalu saya tunggu. Akan tetapi seiring bertambahnya usia, momen ini menjadi momok kekhawatiran tersendiri bagi saya. Seberapa banyak tantangan yang akan saya hadapi dan apakah saya bisa menghadapinya, begitulah kiranya yang ada persepsi saya saat ini.

Sedikit kekhawatiran saya mengenai masa depan yang akan saya jalani tersamarkan oleh salah satu K-Drama yang sedang saya tonton pada saat itu. Kebetulan pada waktu saya ulang tahun, saya sedang menonton K-Drama "Hello, It's Me!". K-Drama ini menyadarkan saya untuk selalu mencintai diri saya dan menjalani hidup dengan maksimal. Saya banyak sekali mendapat motivasi untuk bertahan hidup dari K-Drama ini. Karenanya saya berniat menuliskan reviewnya sebagai hadiah ulang tahun saya sekaligus semoga menjadi penyemangat bagi pembaca Sandyakala.

🌙

POV: Sebelum time travel

Surat untuk diriku 20 tahun dari sekarang.

Hallo, diriku.

Dua puluh tahun dari sekarang? Membayangkannya saja membuatku merinding. Seberapa tua aku berusia 37 tahun?

Meski tak bisa dibayangkan, tetapi aku yakin akan 1 hal. Bahkan dua puluh tahun dari sekarang, kau akan tetap keren, percaya diri, dicintai semua orang, dan hidup dengan bahagia. 

Bagaimana? Apa hidupmu sesuai dengan yang ku harapkan?

(Bahn Ha-Ni, pada usia 17 tahun)

🌙

Kehadiran mendadak orang dari masa lalu yang amat dibenci, tak disangka telah mengubah hidup menjadi lebih baik.

Begitulah isi surat yang dituliskan oleh Bahn Ha-Ni untuk dirinya dalam 20 tahun yang akan datang. Bahn Ha-Ni pada usia 17 tahun merupakan gadis yang cantik, ceria, penuh semangat, populer, dan banyak di idolakan serta dicintai oleh teman-temannya. Namun siapa sangka Bahn Ha-Ni yang sekarang berusia 37 tahun merupakan wanita yang banyak mengalami kegagalan. Ia tidak secantik ketika berusia 17 tahun, kulit wajahnya banyak flek hitam, pun tidak merawat tubuhnya dengan baik. Pekerjaannya hanya sebagai pegawai kontrak pada bagian promosi produk snack, ia hidup menumpang di rumah kakaknya, dan tidak ada satu pun pria yang mendekatinya.

Bahn Ha-Ni yang berusia 37 tahun membenci dirinya yang berusia 17 tahun. Apa yang terjadi pada dirinya hari ini merupakan akibat dari perbuatannya ketika berusia 17 tahun. Demi mengejar ambisinya menjadi seorang idol, Bahn Ha-Ni yang kala itu berusia 17 tahun, menyebabkan ayahnya meninggal secara tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan. Peristiwa tersebut mengubah keseluruhan hidup dan kepribadian Ha-Ni hingga ia memiliki traumatis yang cukup dalam. Bahn Ha-Ni menghukum dirinya dengan hidup seperti 'pecundang'. Bertahun-tahun ia hidup dengan kesedihan dan menyalahkan diri sendiri atas kematian ayahnya. 

Ketika ia ingin mengakhiri hidupnya dalam kecelakaan lalu lintas, Bahn Ha-Ni malah dipertemukan kembali dengan Bahn Ha-Ni usia 17 tahun yang mengalami perjalanan waktu pada 20 tahun yang akan datang. Kehadiran Bahn Ha-Ni yang berusia 17 tahun membuka luka lama yang tertutup rapat di hati Ha-Ni yang berusia 37 tahun. Selain itu Bahn Ha-Ni yang berusia 17 tahun terkejut dan marah melihat kehidupan Ha-Ni dewasa yang hidup seperti pecundang dan sangat jauh dari apa yang dibayangkannya. 

Saya bisa memahami alasan Bahn Ha-Ni yang berusia 37 tahun sangat tidak menyukai kehadiran dirinya dalam usia 17 tahun. Ha-Ni yang berusia 17 tahun belum mengetahui tragedi yang terjadi pada ayahnya, ia merupakan pribadi yang polos dan penuh dengan semangat hidup. Ha-Ni yang berusia 37 tahun tidak ingin hidupnya yang gagal dan traumatis diketahui oleh Ha-Ni yang berusia 17 tahun. Ia tidak ingin membuat Ha-Ni berusia 17 tahun terluka dengan keadaan dirinya pada umur 37 tahun, karena bagaimanapun Ha-Ni yang berusia 17 tahun merupakan dirinya. Ia hanya tidak ingin melukai dirinya untuk kedua kalinya.

"Aku juga tak menyangka hidupku akan menjadi begini. Jika 20 tahun lalu, aku tak bertindak sesukaku, kejadian itu tak akan terjadi. Namun aku, tak ingin menceritakannya kepadamu. Aku tahu jelas apa yang akan kau rasakan jika mengetahui kenyataan itu" Bahn Ha-Ni usia 37 tahun.

Perjalanan proses penerimaan diri tergambar apik dalam K-Drama ini. K-Drama ini menceritakan perjalanan Bahn Ha-Ni dalam melakukan proses self healing, dari self love, forgiveness, hingga self acceptance pada luka masa lalunya. Dari K-Drama ini saya menyadari bahwa, seberapa besar rasa sakit yang kita timbulkan, obat terampuh yakni diri kita yang telah berdamai dengan rasa sakit tersebut. Menurut saya menonton K-Drama ini serasa mengikuti sesi terapi dimana proses penyembuhan yang dijalani Bahn Ha-Ni membuat penonton ikut larut dalam proses tersebut. Selain itu dalam K-Drama ini banyak sekali quotes sebagai penyemangat yang sedang saya butuhkan.

"Nona, apa kau tahu antonim dari bunuh diri? Bertahan hidup, jangan sampai kau menyesalinya, jika kau berani bunuh diri, gunakan keberanian itu untuk bertahan hidup sebisamu. Semoga kau berjuang" Penyelamat Bahn Ha-Ni 

"Kami punya toko kecil di daerah terpencil untuk waktu yang lama. Kami hanya orang biasa yang tak bisa apapun. Namun karena mencoba tantangan baru setiap hari, kami jadi lebih bersemangat dan berani. Tak apa-apa jatuh, hancur, dan gagal setiap hari. Pada saat seperti itu, kami selalu mengatakan, "Kau hebat. Kita adalah pameran utama terkeren dalam hidup kita, hanya jika kita tak menyerah dan terus bangkit sampai akhir" Na Yeong-Gu & Na Il-Gu (pemilik toko di masa kecil Bahn Ha-Ni)

🌙

Proses penerimaan diri dan healing trauma

Kehadiran Bahn Ha-Ni yang berusia 17 tahun telah mengubah hidup Bahn Ha-Ni yang berusia 37 tahun. Karena harus menghidupi anak berusia 17 tahun, Bahn Ha-Ni yang berusia 37 tahun harus menjadi wali sekaligus memberikan tempat tinggal, pakaian, dan makanan yang layak. Bersama Bahn Ha-Ni yang berusia 17 tahun, ia memutuskan untuk keluar dari rumah kakaknya dan mencari tempat tinggal sendiri, selain itu ia berusaha keras agar tidak dipecat oleh perusahaannya. Meski dengan merendahkan dirinya serendah-rendahnya, Bahn Ha-Ni tetap saja dipecat oleh perusahaannya.

Kehadiran Bahn Ha-Ni yang berusia 17 tahun memberikan dorongan pada Bahn Ha-Ni yang berusia 37 tahun untuk selalu semangat, pantang menyerah, tetapi juga menghargai dirinya. Bahn Ha-Ni yang berusia 17 tahun ingin agar Bahn Ha-Ni yang berusia 37 tahun menjalani hidup dengan baik dan tanpa penyesalan. Hingga akhirnya Bahn Ha-Ni yang berusia 37 tahun memiliki keberanian untuk menuntut perusahaan yang memecatnya secara sepihak. Berkat ketulusannya pada perusahaan, ia  kembali dipekerjakan dengan posisi yang jauh lebih layak dari pada sebelumnya. 

"Aku tak masalah jika dipermalukan orang lain. Itu akan terlupakan seiring waktu. Namun, aku masih ingat saat mempermalukan diri sendiri. Mencuri permen karet saat usia 7 tahun, melarikan diri karena malu melihat ayah mengendarai taksi, dan pura-pura tak tahu saat Ji-Eun dirundung teman-teman lain. Karena itulah, jangan menghindar dan mempermalukan diri sendiri. Kau bersalah padaku jika melakukan itu." - (Bahn Ha-Ni usia 17 tahun).

Meski pada awalnya Bahn Ha-Ni tidak menyukai kehadiran dirinya yang berusia 17 tahun, namun lama kelamaan ia bisa membuka diri untuk menerima kehadirannya. Hadirnya Bahn Ha-Ni yang berusia 17 tahun turut membawa aura positif, ceria, penuh semangat, dan menghidupkan kembali gairah masa ramajanya disaat kehidupan di usia 37 tahun terasa sepi dan hampa. 

Ada banyak perubahan yang terjadi pada Bahn Ha-Ni yang berusia 37 tahun setelah kehadiran Bahn Ha-Ni yang berusia 17 tahun. Mulai dari mengganti gaya rambut dengan lebih trendy, memakai make up, mengganti gaya busana dengan lebih layak untuk pegawai kantoran, lebih jujur pada diri sendiri, menghargai diri dengan lebih baik, mencoba berdamai dengan orang-orang yang memiliki hubungan kurang baik di masa lalunya, dan mencintai diri sendiri tanpa memikirkan pandangan orang lain. 

Saya menyukai adegan saat kedua orang ini melakukan deep talk. Serasa ngobrol dengan diri sendiri dari masa depan dan masa lalu serta mengoreksi perilaku satu sama lain. Ketika mereka mengobrol, terlihat sekali perbedaan nilai-nilai yang mereka anut. Bahn Ha-Ni yang berusia 37 tahun sudah mengalami lika liku hidup yang penuh tantangan, ia cenderung lebih lebih berhati-hati dalam bersikap dan mempertimbangkan dari segala sisi. Sedangkan Bahn Ha-Ni yang berusia 17 tahun cenderung tidak berpikir panjang dan apapun akan ia lakukan asal keinginannya tercapai. 

Bahn Ha-Ni (17) : Hidupku 20 tahun kemudian terlalu menyedihkan

Bahn Ha-Ni (37) : Benar, aku merasa bersalah

Bahn Ha-Ni (17) : Lagi? Begini. Ha-ni itu orang yang selalu percaya diri, kenapa jadi payah begini? Kau bahkan diam saat tertindas dan selalu meminta maaf. Kau tak merasa bersalah pada diri sendiri?

Bahn Ha-Ni (37) : Jika sudah dewasa, ada banyak hal yang tak bisa diselesaikan dengan permintaan maaf. Harus bertanggung jawab jika melakukan kesalahan. 

🌙

Makna hadirnya Bahn Ha-Ni dari 20 tahun yang lalu.

Mungkin kita bertanya-tanya "Kenapa Bahn Ha-Ni yang berusia 17 tahun hadir di hidup Bahn Ha-Ni usia 37 tahun?"

Pertanyaan ini dijawab oleh 1 benda yang menjadi kunci dari cerita ini, yakni gantungan kunci dari bunga bakung. Bunga bakung bermakna "Menemukan kembali kebahagiaan". Hal ini dimaksudkan agar Ha-Ni yang berusia 37 tahun kembali menjadi dirinya yang berusia 17 tahun, diri yang memiliki keberanian, semangat, dan harapan. Serta bagi Ha-Ni yang berusia 17 tahun, agar ia tidak membenci dirinya dan menyalahkan diri atas tragedi yang menimpa ayahnya. 

K-Drama ini mengajarkan kita alih-alih menghukum diri dengan rasa bersalah dan berakhir menyedihkan, lebih baik ajak diri kita untuk menerima, memaafkan, dan kembali mencintai diri kita. Tanpa kita sadari, kita melakukan perjalanan waktu setiap kali kita dihadapkan pada pilihan, entah memilih untuk menerima dan bertanggung jawab atau memilih untuk melarikan diri. 

"Aku akan hidup maksimal demi kau supaya kau tak menyesal datang ke sini. Jadi, kuharap kau tak membenci dirimu sendiri dan bertahanlah sekuat tenagamu. Waktu yang sudah dan sedang kau lalui akan membentuk diriku yang sekarang. Terima kasih sudah datang ke hidupku, Bahn Ha-Ni" Bahn Ha-Ni usia 37

"Akan ada saatnya, kau harus menghadapi rasa sakit yang tak bisa dihindari. Pada saat itu, pejamkanlah matamu dan hitunglah sampai tiga. Saat membuka matamu lagi, kau akan menjadi orang yang lebih kuat daripada sebelumnya" Nenek Bahn Ha-Ni

🌙

POV: Setelah time travel

Surat untuk diriku 20 tahun dari sekarang

Hallo, diriku..

Dua puluh tahun dari sekarang?

Membayangkannya saja membuatku merinding. Seberapa tua aku berusia 37 tahun? Meski tak bisa dibayangkan, tetapi aku ingin bilang kepada diriku di masa depan. 

Kepada diriku di masa depan, tak apa-apa jika kau tak menjadi seperti yang kuinginkan, karena aku akan selalu menjadi yang paling menyayangi dan mendukungmu. Jadi katakanlah, bisakah kau mengatakan bahwa kau menghargaiku setiap hari?

(Bahn Ha-Ni, usia 17 tahun)

🌙

Pada usia 37 tahun, di masa tersulit dan tersepiku, aku berharap seseorang datang memelukku. 

Lalu, diriku dari 20 tahun lalu, tiba-tiba datang dan mengatakan 'Hallo, diriku'. Setelah hari itu, aku mendapatkan keberanian untuk memulai kembali.

Mungkin aku tak akan pernah bisa mengirim surat ini, tetapi aku sungguh ingin memberitahumu bahwa 'Aku menyayangimu, Bahn Ha-Ni'. Sekarang aku bisa mengatakan ini 'Selamat tinggal, diriku'

(Bahn Ha-Ni, usia 37 tahun)

Sandyakala 💗


Comments