Self Healing: Apa Itu dan Cara Efektif Melakukan Proses Penyembuhan Diri

Beberapa waktu terakhir, saya seringkali mendengar kata-kata  "Butuh healing" yang diucapkan atau ditulis oleh banyak orang. Usut punya usut ternyata kata "Healing" memiliki maksud lain yang berarti "Liburan". Jadi "Butuh healing = butuh liburan".

Nah ada lagi nih ungkapan yang nyeleneh lainnya seperti, 

"Healingku ya shopping ke Mall"

"Yok jalan-jalan ke pantai. Healing"

"Healingku ketemu makanan enak dan makan yang aku mau"

Sebagai netizen saya kira awalnya memang buat becandaan saja. Tapi kok semakin kesini malah semakin banyak orang yang tau istilah ini dan parahnya mereka mengasumsikan healing maknanya jalan-jalan. Nah sebagai anak psikologi nih saya cukup tergelitik untuk menjelaskan hal ini. Karena istilah self healing merupakan istilah dalam psikologi. Saya tidak mau orang-orang salah kaprah dalam memahami maksud dari hal ini, setidaknya saya ingin meluruskan pemahaman mengenai makna dari self healing yang sesungguhnya.

Apa self healing itu?

Pada masa kini, banyak orang mengasumsikan self healing sebagai aktivitas rekreasi yang mana itu adalah pergi berjalan-jalan ke tempat-tempat yang sedang viral atau tempat yang belum pernah dikunjungi. Sepemahaman saya, asumsi ini muncul pertama kalinya melalui Twitter. Sebagai netizen Twitter, saya cukup aktif memantau setiap kabar terkini melalui timeline Twitter. Hingga pada akhirnya sampailah pada timeline "Self healing = jalan-jalan" ini. Namun sebenarnya makna dari self healing itu sendiri adalah proses penyembuhan luka batin.

Baca juga Bangun Aura Positif, Ayo Lakukan Self Care !

Kita mungkin sudah familiar dengan luka fisik seperti tergores, terbentur, tertusuk, tersayat, maupun lecet. Luka-luka ini akan cepat sembuh jika kita segera obati dengan obat merah dan plester, pun ketika dalam kondisi parah pun bisa cepat sembuhnya apabila di bawa penanganan dokter yang tepat. Namun bagaimana dengan luka batin seperti kecewa, penyesalan, inner child yang terluka, rasa traumatis, kenangan buruk akan suatu hal, dan sebagainya, apakah luka-luka ini akan cepat disembuhkan dengan 1-2 kali penanganan?

Tentu saja tidak.

Kenapa demikian? Karena kemampuan untuk menerapkan proses penyembuhan diri dalam setiap orang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada beberapa hal diantaranya besar kecilnya luka yang dialami, kuat tidaknya rasa traumatis yang dimiliki, serta blocking tidaknya mental dan ingatan pada peristiwa tersebut. Pun setiap orang akan memiliki perbedaan model kecocokan dalam metode self healing yang dilakukan. Bahkan pada beberapa kasus yang cukup berat utamanya, penerapan metode self healing harus berada dalam pengawasan seorang professional seperti psikolog atau psikiater.

Nah loh, sampai disini kiranya teman-teman sudah bisa menerka-nerka kalau aktivitas self healing bukanlah aktivitas jalan-jalan seperti yang diistilahkan selama ini? Secara sampai melibatkan sosok psikolog dan psikiater loh.

Ya memang tujuan self healing untuk menyembuhkan luka batin. Agar seseorang yang memiliki luka batin bisa memahami diri sendiri, menerima ketidaksempurnaan, dan membentuk pikiran positif atas kejadian yang dialami. Teknik self healing pun ada bermacam-macam, dan bukan juga nongki-nongki ke coffeshop atau jalan-jalan ke mall ya, tapi sebagai berikut:

1. Forgiveness (pemaafan), yaitu berdamai dengan diri sendiri dan orang lain yang telah melakukan kesalahan kepada kita. Untuk melakukan teknik pemaafan ini bisa dibarengi dengan teknik meditasi. Meditasi bisa dilakukan di ruang yang tenang dan sepi, ambil posisi yang nyaman, dan mulailah bermeditasi.

2. Memperbaiki kualitas tidur. Ini sangat penting banget loh untuk memperbaiki kondisi mental dan tubuh, karenanya apabila memungkinkan porsi tidur setiap harinya sekitar 7-8 jam.

3. Me time, yaitu memberikan waktu luang untuk diri sendiri. Dimana selama me time, kita bisa melakukan aktivitas hobi yang kita sukai, melakukan refleksi diri, hingga bicara pada diri sendiri (self talk) untuk melampiaskan emosi negatif pada suatu hal.

4. Mindfullness, yakni aktivitas untuk mengelola perasaan, pikiran, dan emosi yang dapat melatih kita untuk fokus terhadap keadaan sekitar dan emosi yang dirasakan serta menerimanya secara terbuka.

5. Menulis jurnal, kegiatan ini bisa membantu meringankan beban pikiran dan menemukan sudut pandang baru. Kamu bisa memulai aktivitas journaling dengan menuangkan pikiran melalui tulisan dalam waktu 10-15 menit setiap harinya. Aktivitas journaling juga bisa loh meningkatkan kesadaran diri dan kepercayaan dirimu.

Nah sampai disini semoga teman-teman telah menemukan insight baru dari makna self healing dari apa yang telah saya jelaskan. Self healing merupakan aktivitas yang penting karena menyangkut keadaan fisik dan psikis kita. Karenanya kita jangan sampai kita salah memaknai dalam pengaplikasiannya.

Aktivitas self healing bisa dilakukan dengan hal-hal yang sederhana seperti yang saya jelaskan diatas. Jangan sampai karena kita salah memaknai self healing mengakibatkan kita melakukan hal-hal yang konsumtif dengan dalih self healing yayang ada tujuan self healing-nya tidak didapat, keuangan kita terkuras habis dengan dalih self healing. Jangan sampai kita jadi kere gara-gara salah memahami self healing, oh noo! Pandai-pandai menyaring informasi ya teman-teman ♡

Cheers 🍻

Sandyakala 💓

Comments

Post a Comment