Dari Menulis ke Pengembangan Diri: Mengubah Pengalaman Menulis Menjadi Kekuatan Pribadi

Hallo teman-teman pembaca. Bagaimana kabar kalian? semoga sehat selalu ya..

Kali ini saya akan membahas mengenai hobi. Hobi merupakan aktivitas yang kita sukai. Disamping itu bagi saya melakukan hobi bisa kita jadikan sebagai sarana self healing loh. Bahkan jika kita lebih mengeksplor hobi yang kita punya, kita bisa loh menjadikan hobi sebagai penghasil karya atau menjadi sumber penghasilan kita. Nggak percaya? mari saya buktikan.

Bicara mengenai hobi sebenarnya saya memiliki hobi yang bermacam-macam sewaktu saya masih kecil. Mulai dari membaca, menulis, memasak, dan menonton TV. Tapi yang paling konsisten saya lakukan yaitu membaca dan menulis. Seiring dengan perkembangan usia saya, saya perlahan-lahan tidak terlalu konsisten dalam melakukan hobi membaca saya. Padahal sewaktu kecil saya merupakan anak yang memiliki keingintahuan yang tinggi, sehingga buku apapun akan saya baca meskipun itu buku pelajaran SMA dan ketika itu saya masih SD.

Hingga memasuki masa-masa SMP saya mulai tertarik menulis cerpen. Waktu itu saya masih belum memiliki laptop, sehingga saya menulis cerpen saya di buku tulis. Memasuki masa SMA, saya mulai tertantang melatih kemampuan saya dalam menulis cerpen. Saya menghasilkan beberapa karya cerpen waktu itu dan bersama teman saya, kami saling bertukar cerpen buatan kami untuk kami review bersama-sama. Saya cukup senang pada waktu itu karena saya memiliki teman untuk bertukar cerita, berdiskusi, dan memiliki hobi yang sama. Sehingga hobi menulis saya berhasil saya lakukan dengan cukup konsisten.

🌙

Mengenal Dunia Riset

Menginjak dunia perkuliahan, saya menantang diri saya untuk mengasah jenis penulisan lain selain cerpen. Waktu itu saya tertarik mengasah keterampilan saya menulis di bidang non fiksi. Sebenarnya untuk menulis non fiksi bukan hal asing bagi saya, karena sewaktu SMA saya cukup menikmati menulis karya ilmiah sebagai tugas bahasa indonesia. Setelah keluar dari ma'had di semester 3 saya memiliki banyak waktu luang, sehingga saya memutuskan mengikuti berbagai komunitas menulis untuk belajar menulis diluar zona nyaman saya.

Komunitas menulis yang saya ikuti waktu itu ada 3, yakni Psychology Learner Community (PLC) dengan fokus mendalami riset, Psychoworld dengan fokus mendalami penulisan fiksi, dan Psychonews dengan fokus mendalami penulisan berita. Dari ketiga komunitas tersebut, Psychoworld yang saya pilih untuk saya lepaskan lebih awal karena saya merasa menulis fiksi bukan keahlian saya. Ketika saya bersama teman-teman di komunitas tersebut saya merasa kemampuan menulis saya sangat tertinggal jauh. Selain itu saya cenderung kurang percaya diri dengan hasil tulisan fiksi yang saya ciptakan. Saya merasa bahwa diri saya kurang imajinatif dalam membuat suatu cerita fiksi, karena saya cenderung berpikir logis dan terstruktur. Karenanya saya memutuskan untuk memperdalam kemampuan menulis saya ke arah non fiksi.

Bersama komunitas PLC, saya tergabung dalam tim riset peace psychology. Disana saya belajar banyak hal mulai dari menentukan topik riset, penggalian data, pengolahan data, hingga penulisan riset. Momen yang paling berkesan menurut saya ketika saya belajar mengolah data untuk riset kualitatif di semester 3, padahal mata kuliah kualitatif baru saya dapatkan di semester 6/7. Karenanya saya menjadi tau lebih dulu cara pengolahan data kualitatif dibandingkan teman seangkatan saya, sehingga ketika mata kuliah metpen kualitatif saya ambil, saya tidak merasa kesulitan dalam penyelesaian tugas-tugasnya. Bonus besar lainnya yang saya dapatkan yakni saya bisa menghasilkan 1 jurnal bersama tim serta menikmati international conference di Klub Butik Bunga Batu. Karena berpartisipasi dalam konferensi tersebut, maka nama saya termuat jurnal internasional yang telah kami kerjakan.  Sungguh sebuah pengalaman yang sangat berharga dan tidak terlupakan bagi saya.

Berikut saya lampirkan jurnal penelitian saya kala itu:

Transformation from Non-peace Cognitive Scheme to Peace of Gusdurian Malang Peace Activists

Karena saya cukup terbiasa dengan dunia penulisan riset, sehingga saya cukup percaya diri dalam menulis skripsi saya. Setelah skripsi saya selesaikan dengan tepat waktu, saya diminta oleh dosen pembimbing menjadikan tulisan skripsi tersebut dalam bentuk artikel jurnal. Artikel jurnal tersebut akan di-submit oleh dosen pembimbing saya ke lembaga pengelola jurnal di universitas-universitas nasional yang nantinya apabila jurnal sudah termuat, maka jurnal tersebut akan dijadikan rujukan penelitian berikutnya. Qodarullah setelah melalui beberapa revisi, artikel jurnal saya berhasil dimuat di Jurnal Proyeksi serta dapat diakses lebih banyak orang.

Berikut saya lampirkan jurnal penelitian hasil skripsi saya:

Pengaruh Sexism dan Self Esteem Terhadap Self Objectification Pada Mahasiswi

🌙

Menyelami Dunia Jurnalisme

Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya kembali menantang diri saya untuk mencoba hal baru. Kali ini saya mencoba bergabung dalam komunitas PsychoNews untuk menjadi reporter dalam lingkup Fakultas. Menjadi seorang reporter tentunya saya harus memiliki kapasitas sebagai jurnalis sekaligus menulis dengan gaya jurnalisme, dan disitulah tantangannya. Apa yang saya tulis akan termuat dalam website resmi fakultas, pastinya akan menjadi bahan konsumsi publik. Karenanya saya harus melalui proses magang selama 3 bulan sebelum saya resmi diangkat sebagai reporter.

Setelah saya terjun di lapangan, saya merasakan bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang reporter. Saya diharuskan untuk berada di lapangan, mengamati dan mencatat apa yang terjadi serta mengambil data wawancara dari beberapa narasumber. Setelah itu saya menulis artikel dan menyetorkannya pada editor untuk disunting sebelum dipublikasikan. Sekarang ketika mengingat-ingat momen tersebut menjadi momen kebanggaan tersendiri bagi saya. Kala itu, saya merupakan seorang gadis yang penuh semangat, penuh keingintahuan yang tinggi, dan penakluk tantangan. 

Cukup lama saya bergabung di PsychoNews, sekitar 2 tahun lebih. Setelah proses magang selesai, saya diamanahkan menjadi direktur sekaligus reporter PsychoNews. Disitulah saya belajar banyak hal, sekaligus saya memahami sisi lain dari diri saya yang belum saya pahami sepenuhnya. Sisi saya dimana saya merupakan pribadi yang tangguh sekaligus rapuh secara bersamaan. Meskipun demikian saya bersyukur pernah menjadi bagian dari komunitas tersebut dan menghasilkan banyak karya yang masih bisa dinikmati hingga sekarang.

Berikut beberapa karya penulisan berita yang saya kerjakan:

  1. Gubuk Klasik: Komunitas Sejuta Inspirasi
  2. Komunitas PsychoWorld Tampilkan Hypnosis di UM
  3. Membangun Pemahaman Tentang Sack Sentences Completion Test (SSCT)
  4. Perkuat Research, Mahasiswa Psikologi UIN Maliki Bentuk Komunitas Lagi
  5. Malam Puncak Psychofunday Mahasiswa Psikologi UIN Maliki Tahun 2016
  6. KOMANDO Berikan Penyuluhan Satgas SMP Ma’arif Kota Batu
  7. Libur Semester: Maba Psikologi Adakan Riset di Lumajang
  8. 13 Peserta Presentasikan Rancangan Riset Kompetitif PKM Tahun 2017
  9. PLC Adakan Research Camp di Villa Kampung Tani, Batu
  10. Pemira 2017: Jumlah Pemilih Meningkat
  11. Komando Psikologi UIN Maliki Gelar Seminar Sex Education
  12. Berbekal Menulis Yuyu Wujudkan Impian ke China
  13. Kunjungan Mahasiswa Psikologi Klinis di RSJ Lawang
  14. Mahasiswa Psikologi 2015 Ikuti Standarisasi TOEFL Minimal 450 Poin
  15. DEMA-F Psikologi Baru, Presentasikan Proker Sebelum Dilantik
  16. Iffatul Fikriyah, Wisudawan Psikologi Terbaik Tahun 2017
  17. Agus Sakti Alumni Sukses Sebagai Entrepreneur Produk Digital
  18. Integritas Tubuh Perempuan di Mata Hukum dan Pembuktian Psikologis
  19. Research Party: Hadirkan Konsep Riset yang Have Fun!
  20. Suka Duka Syifaul Muntafi Studi di Maastricht University Belanda

Qodarullah, dengan adanya karya-karya tersebut turut memberikan sumbangsih akan lolosnya saya dalam beasiswa peningkatan prestasi akademik di kampus selama dua tahun berturut-turut, yakni pada tahun 2017 dan 2018.

🌙

Menantang Diri Lebih Tinggi 

Singkat cerita di tahun 2019, saya tergabung dalam sukma.co. Sebuah platform jurnalisme dalam balutan keilmuan psikologis. Meskipun saya bergabung dari awal pembentukan platform tersebut, namun saya vakum cukup lama sebelum memutuskan untuk mulai menulis di platform tersebut. Waktu itu kondisi psikis saya sedang turun-turunnya sehingga saya tidak memiliki motivasi sama sekali untuk menulis. Apalagi ini merupakan hal baru bagi saya karena saya harus menulis artikel dengan berdasarkan keilmuan psikologis, pun bahasanya dengan bahasa psikologis yang mudah dipahami oleh orang awam.

Debut pertama saya dimulai ketika saya sudah dalam kondisi psikis yang stabil, serta punya banyak waktu luang karena posisi saya masih jobseeker. Kemudian tulisan-tulisan saya selanjutnya didominasi oleh kegemaran saya dalam menonton drama korea. Sehingga saya tidak hanya menonton drama saja, akan tetapi juga mengulas drama tersebut dalam sisi psikologis. Tak disangka-sangka, ternyata tulisan saya yang mengulas drama korea tersebut mendapatkan banyak pembaca. Saya senang sekali...

Bagi teman-teman yang ingin ngepoin tulisan saya, cusss langsung akses link berikut...

Author sukma.co/Wachidatul Zulfiyah

Dan karya favorit saya... 

  1. Trauma Healing Dalam K-Drama It’s Okay Not To Be Okay
  2. 7 Rekomendasi Serial Drama Korea Bertema Psikologi, Adakah yang Menjadi Favoritmu?
  3. Gaya Pengasuhan K-Drama Sky Castle Dalam Perspektif Psikologi

Sayangnya, karena kesibukan pekerjaan dan lain hal, saya memutuskan untuk vakum dari sukma. Sehingga update terakhir saya menulis di sukma pada bulan Maret 2021 :)

🌙

Sebagai seorang pendidik tentunya dunia tulis menulis begitu dekat dengan saya. Karenanya selain berkecimpung dalam dunia penulisan digital, di tahun 2020 saya diminta untuk menuliskan sesuatu mengenai pembelajaran daring yang sudah saya lakukan selama di sekolah. Dari tulisan inilah akan dibentuk sebuah buku antologi sebagai permintaan dinas pendidikan dalam program "Satu Sekolah Satu Buku (SASEK SABU). Karena buku ini disiapkan secara mendadak dan dalam kondisi yang hectic karena pekerjaan, saya hanya mampu menyelesaikan 1 tulisan untuk termuat dalam buku tersebut. Buku tersebut hadir dalam versi cetak sekaligus digital yang bisa dinikmati khalayak umum.

Berikut saya berikan linknya...

Digital Class Ala Sekolah Alam "Inovasi Pembelajaran Online SMP SAIM Surabaya di Tengah Pandemi" (Tulisan saya yang berjudul "Strategi Pembelajaran Daring Bagi Anak Inklusi")

Terbitnya buku tersebut merupakan semangat awal bagi saya untuk lebih giat dalam berkarya. Meskipun tulisan saya termuat dalam buku antologi dan bukan buku saya sendiri, hal ini tetap saja memberikan pengalaman yang berkesan bagi saya. Setelah buku digital class, saya juga berpartisipasi dalam buku antologi kedua. Buku ini memuat cerita pengajaran daring di masa pandemi covid. Dalam buku ini, saya menyumbang 2 tulisan yang saya persiapkan dengan lebih terencana dibandingkan tulisan sebelumnya.

Ngajar Asyik Ala Guru Sekolah Alam

🌙

Kemudian untuk keperluan pekerjaan, saya mencoba untuk menulis social story dalam bentuk komik. Saya tidak bisa menggambar, tapi saya bisa mengimajinasikan isi cerita yang saya buat, dan akhirnya saya membuat komik melalui aplikasi canva. 

Dan inilah komik buatan saya..

  1. Ketika Aku Merasa Cemas 
  2. Aku Bisa Masuk Kelas Dengan Mandiri
Meskipun kadang kehabisan ide atau malah saya yang terlalu overthinking, namun saya sangat menikmati setiap proses pembuatan komik. Sebuah tantangan yang luar biasa akhirnya berhasil saya taklukkan :) 

🌙

Untuk sekarang, saya ingin menulis dengan bebas. Bebas dalam artian saya bebas menentukan topik yang ingin saya tulis maupun kapan saya mengupload tulisan. Karenanya saya mengembangkan website ini kembali. Website ini saya bangun di tahun 2016 dan saya berniat untuk mengembangkan website ini dengan lebih terkonsep. Selain karena agar lebih fleksibel dalam menulis, saya hendak menjadikan website ini sebagai sarana untuk melakukan journaling. Yakni menulis setiap momen-momen yang berharga sekaligus menumpahkan berbagai pikiran dan emosi yang dirasakan sembari mengambil hikmah atas suatu kejadian. Dan pada akhirnya jadilah "Sandyakala". Website yang saya rawat dan saya konsep dengan sepenuh hati saya (azeek).

Baca juga A Few Days To Remember

Ketika saya bernostalgia akan tulisan-tulisan lama saya, saya merasakan bahwa kemampuan menulis saya sedikit demi sedikit telah berkembang dari waktu ke waktu. Memang saya merasakan agak kesulitan dalam menuangkan kata-kata ketika saya vakum cukup lama dalam menulis. Karenanya saya berusaha untuk mengkonsistenkan diri dalam menulis, meskipun itu hanya menulis pengalaman yang pernah saya alami.

Dan ya begitulah paradoks kehidupan. Sesenang apapun kita pada suatu hal, pasti adakalanya kita merasa jenuh. Kunci agar kita tidak merasa jenuh yakni dengan mengatur ritme, kapan waktu terbaik untuk melakukan hal tersebut. Waktu terbaik, kalian sendirilah yang tau. Semoga kemampuan yang ada dalam diri kalian senantiasa terasah dengan baik, dan hobi yang kalian gemari bisa memberikan manfaat bagi diri kalian sendiri maupun orang disekitar.

Cheers,

Sandyakala 💗



Comments

  1. WOW... amazing karya-karyanya dari berbagai genre penulisan. Semangat berkarya mbak

    ReplyDelete

Post a Comment