Teknologi Penghapus Kenangan: Menghapus Kenangan dalam Dunia Nyata, Mungkinkah?


Setelah saya berhasil menamatkan novel hujan dan K-Drama circle, pikiran saya dipenuhi oleh banyak pertanyaan. Diantara pertanyaan yang saya pikirkan sepanjang hari adalah ‘masa’ iya kenangan buruk bisa dihapus?’. Meskipun novel dan drama ini menampilkan genre science-fiction dan bisa jadi itu semua imajinasi dari penulis. Namun rasa penasaran tetap saja menghantui pikiran saya.

Setelah beberapa lama akhirnya saya pun menemukan sebuah titik temu dari hasil renungan saya. Intinya tuh gini, drama circle ini kan di produksi oleh TVN. Nah sebelum itu, pada tahun 2016 TVN juga memproduksi drama yang serupa tapi tak sama dengan tema time travel “Tommorow With You”. Sama seperti drama circle, alur cerita yang ditampilkan benar-benar maju mundur nggak karuan. Jadi saya pun sempat bingung sendiri dengan alurnya. Untung pemainnya ganteng (HAHA, becandaaa!), oke balik ke topik. 

Jadi pada episode akhir, ceritanya sudah tahun 2022 atau 2023 gitu. Nah disitu ditampilkan ponselnya Lee Je Hoon (tokoh utama drama ini) transparan. Jadi ponselnya tuh bening, kayak kaca persis. Hardware-nya kayak kabel, baterai, dll-nya pun nggak kelihatan, jadi semacam pegang kaca bening tapi ada aplikasinya. Keren banget deh pokoknya, jadi susah jelasinnya. Pada saat itu saya pun terheran-heran dengan ponsel tersebut, ‘Kok bisa ponsel kayak gitu yaa? Batereinya dimana? Bla bla bla’ begitu pikir saya. 

Kemudian, di pertengahan tahun ketika saya sedang jalan-jalan di sebuah Mall pusat kota. Secara nggak sengaja mata saya menangkap ‘sosok’ ponsel bening Lee Je Hoon. Saking kagetnya saya pun dibuat speechless karena memang ponsel tersebut nyata. Kejadian ini berjarak setahun setelah drama tommorrow with you ditayangkan. Sungguh mengagumkan bukan? Sehingga saya pun langsung berpikir bahwa bukan suatu hal yang mustahil jika properti dalam drama bertema masa depan benar-benar nyata. 

Seperti yang kita tahu tentunya dalam film-film yang mengangkat tema masa depan pasti ada banyak properti berteknologi masa depan yang belum ada saat ini. Ya meskipun kemungkinan properti tersebut ada dan tidak ada cuma 50 : 50, namun untuk alat menghapus ingatan buruk ini feeling saya mengatakan ada atau masih dalam tahap pengembangan. #mencobajadidukunmasadepan. HAHA

Menghapus Ingatan

Awalnya saya memang sependapat dengan ilmuwan dalam drama ‘circle’ yang menciptakan alat menghapus ingatan yang kurang menyenangkan ini. Jika dilihat dari segi fungsional, menghapus ingatan yang kurang menyenangkan bukanlah sesuatu yang merugikan. Setiap manusia memiliki ingatan yang kurang menyenangkan, terkadang dari kita merasa terganggu dengan adanya hal itu atau bahkan yang memicu terjadinya depresi. 

Apabila alat penghapus ingatan ini benar nyata adanya, manusia yang mengalami depresi akibat kejadian buruk seperti pemerkosaan, bencana alam, dan sebagainya bisa di minimalisir dengan alat ini. Sehingga manusia tidak akan mengalami stres pasca trauma atau yang biasa dikenal dengan istilah post traumatic stress disorder (PTSD) yang berkelanjutan. 

Namun ingatan tetaplah ingatan, yang selamanya akan terpatri dalam memori manusia. Bagian terburuk dari menghapus ingatan ialah manusia akan melupakan masa lalu hingga jati diri yang sebenarnya. Kenangan pada masa lalu baik yang menyenangkan ataupun tidak, sudah menjadi satu kesatuan dalam diri manusia. Ibarat biskuit oreo yang memiliki dua sisi dan ditengahnya terdapat cream untuk menyatuhkannya, ingatan pun demikian. Setiap manusia tak lepas dari sisi baik maupun sisi buruk, kedua sisi itulah yang menjadikan manusia harus senantiasa mawas diri atas tindak tanduknya selama hidup. 

Kenali Jenis Emosi

Sejak kecil, kita selalu diajarkan untuk hanya menerima emosi positif dan menolak emosi negatif hadir dalam diri kita. Padahal untuk emosi sendiri sejatinya ada emosi positif (gembira, bersyukur, kagum, cinta, dan sebagainya) dan emosi negatif (marah, sedih, kecewa, dendam, benci).  

Seringkali kita enggan menunjukkan pada orang lain bahwa diri kita sedang sedih, kecewa, gelisah, dan berada dalam suasana buruk lainnya. Hanya emosi-emosi positiflah yang seringkali kita tunjukkan. Merasa sedih, kecewa, gelisah, marah, itu wajar. It's okay not to be okay! Karena sebagai manusia kita memiliki keterbatasan, kita boleh merasa lemah. Namun, sebagai manusia kita dianugerahi akal dan kontrol diri untuk bisa menemukan solusi, meminta pertolongan saat diri kita merasa tidak baik-baik saja, dan mengendalikan yang hadir dalam diri kita.

Diciptakannya ingatan yang selalu tersimpan dalam memori manusia dapat menjadi bahan bagi manusia yang telah berbuat kejahatan di masa lalu untuk sadar dan introspeksi diri atas tindakan yang dilakukan. Apabila ada manusia dimasa lalu suka melakukan kekerasan dan dihapuskan ingatannya, maka dikemudian hari tidak ada jaminan dia tidak akan melakukan kekerasan kembali.  Bisa jadi ingatannya mungkin hilang, namun perilaku untuk selalu memukul dan melakukan kekerasan tetaplah ada, karena sikap ini sudah menjadi kebiasaan dan telah mendarah daging pada diri manusia tersebut.

Kita tidak tahu kapan akan terjadi atau menolak mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Namun apabila kejadian tersebut sedang atau pernah kita alami, apabila sudah terasa berat dan tidak sanggup untuk memendam sendirian. Carilah bantuan dan dapatkan pertolongan pada seorang profesional baik psikiater, dan psikolog. Jangan ragu untuk meminta pertolongan, kita datang ke psikiater/psikolog bukan berarti kita gila namun keadaan psikis kita tidak baik-baik saja. It's okay not to be okay, sending hugs :)

Malang, 10 Mei 2018

Comments